"FILM & ARTIKEL"

You Are Here: Home - ARTIKEL - Asal Usul Seorang Anak Mengenal Kata Berbohong

Add captio
Pada awalnya, setiap orang terlahir suci dan tidak mengenal bohong.
Seiring dengan berjalannya waktu, seorang anak tanpa disengaja mulai belajar berbohong dari lingkungan misal, dari kakak yang berbohong yang menyebabkan dirinya dihukum, dari orang tua yang tidak menepati janji, meniru orang tua berbohong dsb.

Penyebab berbohong antara lain dapat disebabkan oleh keinginan anak untuk tidak mengecewakan orang tuanya, keinginan untuk menarik perhatian, keinginan untuk melindungi teman, takut dihukum atau trauma dengan kejujuran yang justru dihukum dsb.

Disinilah, keterampilan orang tua untuk mengajarkan kejujuran menjadi penting karena dapat tanpa disadari, orang tua justru menghukum anak yang bersikap jujur.
Misal : Ketika orang tua meminta si anak untuk bersikap jujur, apakah dirinya mengambil uang dari dompet orang tua. Pada saat si anak mengaku dirinya yang mengambil uang, si orang tua malah marah hebat. Padahal mengaku mengambil uang ( jujur) dan mengambil uang (mencuri) itu sendiri adalah dua hal yang berbeda.

Ketidak jelian orang tua untuk membedakan kedua hal tersebut dan reaksi orang tua yang kontraproduktif, dapat membuat si anak belajar bahwa bersikap jujur justru merugikan dirinya (mengakibatkan dirinya dihukum).

Yang seharusnya dilakukan orang tua adalah tetap menunjukkan bahwa mencuri itu adalah perbuatan tercela dan membuat orang tua kecewa (menghukum), tapi karena dia mau bersikap jujur maka untuk kali ini perbuatan tersebut dapat dimaafkan (menghargai kejujurannya).

Sama halnya pada waktu si adik yang dihukum saat si kakak yang pintar ngomong berhasil melempar kesalahannya ke adik. Jika Anda tidak yakin siapa yang bersalah, jauh lebih aman Anda mengatakan “Siapapun yang berbohong, apakah itu kakak atau adik, dia yang bersalah.”

Keberhasilan si anak melakukan kebohongan untuk terbebas dari hukuman, ataupun mendapatkan keuntungan dari berbohong, dikemudian hari dapat membuat dirinya selalu menghindar dari tanggung jawab dan jika hal tersebut terjadi berulang ulang dapat menimbulkan kecanduan berbohong.

Bagaimana jika kebiasaan berbohong justru dilakukan oleh orang tua, pasangan atau pejabat, apakah dapat dihilangkan?
Jawabannya sulit, karena sama seperti bentuk bentuk kecanduan lainnya, seseorang yang suka berbohong telah menjadikan “berbohong” sebagai tempat bersembunyi yang nyaman.
Terapi baru dapat dilakukan jika keinginan berubah benar benar datang dari dalam diri yang bersangkutan.

Sumber:
Tags: ARTIKEL

0 komentar

Leave a Reply

SMS GRATIS LEWAT INTERNET DI SINI :